PANGKALPINANG – Pudat, produk Hand Sanitizer karya dari kreativitas mahasiswa Universitas Bangka Belitung, gabungan jurusan Kimia dan Fisika. Harian ini pun tak perlu waktu lama berkisah, di salah satu bangku panjang di depan ruang Laboratorium milik Fakultas Teknik Jurusan Ilmu Kimia UBB, Rabu (21/8), dengan Megawati Ayu Putri, Marhan Ebit Saputra dan Ike Nur Amanah, selaku pembuat produk Pudat tersebut.
Megawati Ayu Putri sebagai Ketua Tim Penelitian Mahasiswa UBB Jurusan Kimia dan Fisika pun ini pun mulai bercerita bahwa produk yang kini diberi label Pudat tersebut merupakan produk Hand Sanitizer yang dibuat di bawah bimbingan salah satu dosen UBB, yakni Verry Andre Fabiani di Laboratorium UBB. Pudat dibuat dengan memanfaatkan daun pucuk idat atau dalam istilah ilmiah dikenal dengan nama latin cratoxylum glaucum sebagai bahan baku utama. Tanaman yang satu ini memang banyak ditemukan tumbuh liar berbagai daerah di Babel yang cenderung beriklim tropis.
Megawati bercerita selama ini masyarakat Bangka Belitung sangat populer dengan yang namanya daun pucuk idat yang dimanfaatkan sebagai salah satunya adalah “rampai” (tambahan) untuk masakan khas Bangka, yakni lempah darat alar keladi. Masyarakat Babel percaya bahwa bakteri gatal yang kerap ada di batang keladi tersebut akan hilang jika dimasak bersama pucuk idat. Di samping sebagai rampai, pucuk idat terkadang juga dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional dan produk teh. Pucuk idat bahkan juga dimanfaatkan sebagiannya lagi oleh warga untuk digosok-gosokan ke area sekitar telapak tangan setelah mengambil kayu di hutan yang cenderung bisa menyebabkan gatal. Bahkan katanya, khasiatnnya bisa untuk memutihkan wajah.
Melihat kebiasaan turun-temurun yang telah dilakukan sebagian besar masyarakat Babel, khususnya di pedesaan, membuat tiga sekawan ini semakin penasaran. Akhirnya, terbersit ide untuk melakukan penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui kandungan apa yang ada di dalam daun pucuk idat tersebut. Buntut ide pun dikoordinasikan lebih lanjut dengan para dosen pendamping di kampus.
Apalagi setelah adanya pengumuman terkait Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang tahun 2019 kembali dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas. Setiap Perguruan Tinggi pun boleh mengirimkan anggota untuk masuk atau ikut serta dalam kegiatan
“Jadi kami sebagai salah satu kelompok peserta PKM Kemenristek Dikti 2019 dari Fakultas Teknik UBB jurusan Kimia dan Fisika ingin memanfaatkan ajang ini dengan lebih mengambil kepada pemberdayaan potensi lokal di Babel khususnya pucuk idat untuk pembuatan hand sanitizer dari bahan alam yang dapat digunakan sebagai antiseptik. Dan begitu kami selesai melakukan penelitian sejak April hingga Mei 2019, ternyata kami juga diusulkan untuk ikut masuk dalam tahap monitoring sehingga pada saat itu kami pun dapat melakukan presentasi terkait hasil penelitian yang sudah dilakukan. Dan saat pengumuman tiba, Alhamdulilah hasil karya yang kami usulkan berhasil lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang akan berlangsung di Bali pada 27 – 31 Agustus 2019 mendatang,” tutur Megawati.
Ditambahkan oleh Marhan Ebit Saputra, di dampingi Ike Nur Amanah, dikarenakan potensi lokal di Babel ini banyak ditemukan daun pucuk idat, oleh masyarakat juga dijadikan sebagai obat tradisional dan produk teh, sehingga berawal dari hal ini, ketiganya ingin memuculkan inovasi baru dalam bentuk hand sanitizer.
Marham juga membeberkan kalau di dalam pucuk idat mengandung sejumlah senyawa anti oksidan, seperti flavonoid. Senyawa itu dapat melawan penyebab radisasi yang masuk ke dalam tubuh serta memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Dan, tanin yang juga mempunyai sifat antioksidatif yang berperan dalam melawan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh sekaligus juga yang berperan sebagai anti bakteri.
Menjelang keikutsertaan ketiganya di Pulau Dewata, Bali, sejumlah persiapan pun terus dilakukan termasuk produk-produk hand sanitizer yang telah dibuat. Mereka terus intens berkoordinasi dengan para dosen pendamping, melakukan pelatihan presentasi dan pembuatan poster, mengingat dalam acara nanti juga akan dilaksanakan 2 lomba, yakni poster dan presentasi di Universitas Udayana Bali.
“Dengan hasil penelitian ini, kami berharap masyarakat Bangka Belitung akan lebih tau lagi manfaat pucuk idat, tidak hanya sebagai tambahan atau rampai masakan, teh atau obat-obatan, bahkan suatu saat produk hand sanitizer dengan nama Pudat ini bisa lebih lanjut di sosialisasikan kepada masyarakat sampai bisa memiliki hak paten, karena pucuk idat adalah milik asli lokal kebanggaan masyarakat Bangka Belitung dan Pucuk Idat Sungguh Lah Nyamen,” tambah Marhan. (Sumber berita : lya/http://babelpos.co/hand-sanitizer-pudat-karya-inovasi-mahasiswa-ubb/)